Langsung ke konten utama

Remaja dan Bencana




Remaja, bencana..! Terkadang ada yang mengatakan bencana atau masalah ialah suatu hal yang selalu dimiliki setiap remaja. kerap kali permasalahan ini muncul di tengah lingkungan ini. Khususnya di sekolah. Remaja kerap kali di pemasalahkan dengan bencana, ada pula bencana yang datang membutuhkan tangan remaja. Kita sebut saja contoh dari remaja yang menimbulkan masalah yang maraknya pada zaman sekarang ini yaitu pergaulan bebas, permasalahan dengan teman, cinta, narkoba, dan sebagainya.

Beberapa permasalahan diatas ada memiliki unsur sambung menyambung, contohnya ialah pada unsur utama ialah dengan teman, kususnya berlawan jenis. Dikarenakan ke akraban yang timbul, mulai ada rasa suka sama suka di hati masing-masing. karena itu, timbullah masalah kedua yaitu permasalahan cinta. Kemudian bersambung pada masalah lain dan menjadikan sebuah bencana yang amat ditakuti yaitu Narkoba dan pergaulan bebas. Remaja yang tidak mengerti atau tidak pandai mengintrospeksi diri akan terjerumus pada masalah atau bencana yang ditakuti itu.


Namun, tidak semua remaja bersikap seperti itu. Ada juga mereka yang begabung dalam menuntaskan masalah dan bencana. Mereka bergabung bersama masyarakat untuk menunjang tuntasnya penyelesaian bencana itu.


Salah satu ke ikutsertaan remaja aspirasi remaja dalam menanggulangi bencana ilah PMR. yang mana di situ para remaja di ikutsertakan menjadi penaggulang bencana yang terjadi di negeri ini. Contoh yang bias kita ambil ialah mahasiswa-mahasiswa yang berpartisipasi dalam bencana Sinabung, beberapa mahasisswa dan pelajar berupaya menggalang dana untuk korban bencana alam itu. Ada juga yang datang meuju tempat kejadian bencana itu untuk memberikan curahan, motifasi dan cara lainnya.


Selain itu, tujuan utama remaja di ikut sertakan dalam menanggulangi bencana ialah untuk menumbuhkan jiwa solidaritasnya pada masyartakat dan Negara. Dan juga untuk menumbuhkan jiwa kebersamaan dalam berkehidupan. Sakit ditanggung bersama, senang pun dirasakan bersama.


(Muhammad David, Siswa MA KM Muhammadiyah Padangpanjang)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seorang Perempuan Cantik, Pendiam...

Setelah itu, saya dibuat gila oleh kelakuannya. Ia selalu tersenyum bila mata kami beradu. Saya sudah pastilah akan garuk-garuk kepala, menunduk, dan senyum juga. Ia menggeleng-geleng dan tersenyum terus. Saya amat paham, ia sedang berusaha mengubah mindsite saya tentang dia. Saya sering menceritakan tentang sosok perempuan pendiam kepada kawan-kawan. 'Seorang perempuan cantik, pendiam. Itu hal biasa.' kata orang-orang. Tapi Pendiam yang satu ini saya anggap berbeda. Dan, bagi saya siapapun yang berkenalan, kenal atau pun mengenal saya tidak ada yang pendiam. Semuanya ahli bicara. Kami akan saling bercerita dan bertukar pikiran. "Kau baru kali ini bercerita tentang perempuan pendiam, Suf." kata teman saya. Saya langsung membayangkan wajah gadis itu saat Tarno berkata. Ingatan saya masih pada pertemuan yang entah ke berapa saat itu. Yang jelas itu pertemuan terakhir dalam ingatan saya. "Dia benar-benar pendiam. Sudah berkali-kali berpapasan.

Noda pada Muka dan Sepatu

Ibarat Muka dan Sepasang sepatu. Jika keduanya kotor, Maka yang manakah lebih dahulu dan paling sering kita cuci/ bersihkan. Fakta mengatakan, kita akan lebih sering mencuci muka daripada sepatu. Bahkan, tidak kotor pun kita akan selalu membersihkan muka baik dengan air atau sekadar me lapnya dengan kain. Sementara sepatu yang sering kita pakai hanya dicuci sekali seminggu paling sering. Atau ketika baunya sudah mulai apek. Begitu jugalah pengibaratan orang beriman dan tidak beriman (kafir). Orang beriman/mengaku beriman adalah muka tadi itu. Mereka jika sadar berbuat salah atau dosa akan cepat-cepat kembali kepada Allah. mengucapkan Istighfar dan bertaubat. Selalu, setiap kekhilafan yang ia perbuat akan terlontar kalimat memohon ampun kepada Allah. Sementara mereka yang tidak beriman, Tak ada ingatannya kepada Allah saat perbuatan dosa yang mereka lakukan. Terus, terus, dan terus apa yang disenangi mereka lakukan. Tidak pandang baik atau buruk. Tidak sadar Allah

BEKERJA DARI RUMAH?

Dunia sedang berduka. Sebuah virus berukuran amatlah kecil ukurannya sedang merajalela, berwisata ke seluruh penjuru. Indonesia pun menjadi tempat singgahnya. Seperti hal nya kereta api, siapapun yang hendak lewat pada lintasannya mesti berhen hingga gerbong demi gerbong tuntas berjalan dan plang penghambat diangkat naik, baru kita boleh berjalan. Berbeda dengan virus ini. Ia tak memiliki jalur yang jelas. Beberapa penelitian mengatakan lewat hewan, ada juga yang mengatakan ia adalah senjata biologi yang lepas. Hingga muncul gerakan dan instruksi mulai dari Program Hidup Bersih dan Sehat  (PHBS), mengurangi aktivitas di luar ruang, dan hal-hal lainnya. Beberapa waktu lalu muncul pesan/ instruksi dari Presiden Jokowi yang mana mengajak warga Indonesia untuk " Bekerja dari rumah. Belajar dari rumah. " Sebagai warga tentulah kita harus taat pada instruksi yang diberikan. Jika mendengar kata 'dari' tentulah kalimat tersebut punya alamat 'ke'.  Tapi mas