… Bayang bersikeras melarang ‘Teman’ Laki-lakinya, Randai, agar tidak jadi melanjutkan pendidikan ke ibu kota. Dalihnya adalah takut mengecewakan ibunda. Takut Si sulung nanti akan merepotkan Ibunda. langit minang @bayang Randai “Di Ibu kota biaya mahal. sementara di kampung saja susah. Nanti Ibunda akan cemas,” jelasnya. Ditambah lagi kecemasannya dengan penyimpangan tujuan. “Banyak sekali orang yang mula tujuannya henda belajar, eh sampai di sana malah jadi tukang pikul, gelandangan, dan lebih cemasnya lagi… Kau nanti jadi pengedar narkoba. Ah, sulut kubayangkan itu, Randai. Janganlah pergi,” “Lihatlah, tubuhmu kecil, Randai. Kalau jadi tukang pikul, nanti kamu cido,” ucap Bayang lagi. “Aku mau kuliah, bukan jadi tukang angkat barang,” bantah lelaki itu. “Atau, kau akan menjadi Malin Kundang Next generation? merantau jauh-jauh, lalu sukses bak kacang lupa dengan kulit? Kau tidak pikirkan nasib ibunda dan adik-adikmu?” “Justru karena itulah aku hendak melanjutkan pendidi
laman hanya untuk berbagi