Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 16, 2015

Permainan Remaja

Oleh Diva D DammaHum (Siswa MA KM Muhammadiyah Padangpanjang) Untuk satu kisah hari itu, aku ucapkan terima kasih. Untuk ribuan kisah sebelumnya, aku ucapkan selamat tinggal. Kisah yang tersadur tanpa ku ketahui pemilik skenarionya. Naskah yang tak pernah ku temui yang langsung aku terlibat menjadi aktornya bersama mereka yang lain. Sore, di daerah perkotaan. Aku biasanya menghabiskan hari-hariku. Bukittinggi, di bawah Jam Gadangnya aku berkeliaran dengan kostum gila. Badut tepatnya. Merayu pengunjung adalah tugasku. Satu rayuan satu suap makan. Itu targetnya. Ku mulai bercerita tentang kisah pahit yang ku alami di sana. Sebab, kisah manis yang ku rangkai tak kan manis jika di ceritakan. Karena hanya aku yang punya cerita itu. “Engkau boleh bangga dengan hartamu, Brav. Tapi ingat! Kaya itu milik orangtuamu. Apa yang kamu banggakan dengan kepunyaan orangtuamu. Lihat kami, kami biarpun pas-pasan, kami tak sombong kayak kau. Kami punya harta milik sendiri. Kerja pun sendiri.”

Maju atau Mati

Karya Diva D Damma Hum (Siswa MA KM Muhammadiyah Padangpanjang) S iang berjalan dengan kabutnya. Siang itu tersenyum pada kehidupan. Matahari yang terik pancarkan keringat yang bercucur pada badanku. Degup jantungku berdetak saat mendengar kata-kata “Maju kalau tidak mati saja” Semboyan apa itu? apakah tidak ada kata-kata lain. Ucapku. Rasanya itu benar-benar kata-kata penuh hati. Ada banyak orang yang ikut dalam kelompok ini. Aku tidak menyangka akan seperti ini. Ku lihat mereka sangat antusias sekali ingin memulai semua ini. Pakaian loreng telah aku kenakan sebagai tanda aku mengikuti semua ini. Juga mereka yang lain. Tak lupa beberapa perlengkapan senjata yang akan ditodongkan ke arah lawan. Misi utama ialah, bunuh, Aktifkan bom. Jika itu tak berhasil, nyawa tantangannya. “Maju kalau tidak mati saja” sekali lagi kapten tim menyorakkan kata-kata itu. jantungku berdegup kembali mendengarnya. “Tak usah pikirkan keluarga kalian di rumah. Ini semua adal

Kepergianmu, Cinta!

Karya DivaD Damma Hum (Siswa XII IPS MA KM Muhammadiyah Padangpanjang) Asal mula cinta. Semua dari hati. Itu kata mereka. Aku sejenak bingung pada kata-kata itu, entah siapa yang memulai, entah siapa yang pertama merasakan semua itu. Cinta, satu kata yang dari dulu aku pertanyakan pada hati ini. Pernah dia bilang tidak dari dia awalnya cinta itu. semua bermula dari mata. Katanya. Saat kutanyakan pada mata, dia malah bingung. Dan, aku pun ikut bingung dibuatnya. Ya! Memang begitulah cinta. Satu kata penuh makna yang membuatku bingung. Satu kata baru dalam sejarah hidup yang terukir abadi di hati ini. Memang, kali ini aku merasakan cinta yang belum pernah aku temukan sebelumnya. Telah ku tanyakan pada guru matematika, mereka jawab cinta itu penggabungan dua hati menjadi satu. Jawaban itu belum memuaskan hatiku. Ku coba tanyakan pada guru kimia. Dalam usianya yang lumayan berumur mungkin ia lebih mengerti. Jawabannya “Cinta datang karena gabungan partikel-partikel yang memb