"Tujuan utama kuliah itu adalah SARJANA. Soal kerja, dilihat bagaimana proses MENYELESAIKAN SARJANA itu"
..."Kamu kalau kuliah yo mesti pakai target dan tujuan yang jelas. Jangan cuma main-main, cari teman, dan pengalaman saja. Kuliah, Identitasnya adalah sarjana. Ya Sarjana itu yang harus kamu kejar."
"Tapi, Mi. Percuma kan kalau jadi sarjana tapi akhirnya pengangguran."
"Kamu sadar? percuma kalau jadi sarjana jadi pengangguran." Saya pun menangguk.
"Kamu hebat. Tapi kamu belum membuktikan kehebatan itu,"
orang-orang semakin ramai keluar dari kampus. Kopi tanpa gula yang saya pesan masih bersisa setengah. begitu pun diskusi dengan mami, masih setengah jalan.
"Kalau mami hitung, Jatah normal kamu menuju sarjana ada setahun lagi, bukan?" saya memangguk lagi sambil mengaduk-aduk kopi nan begitu nikmatnya.
"Setahun inilah targetmu membuktikan Hebat yang mami ucapkan tadi. Kalau memang hari ini kamu sadar dan takut nanti usai sarjana bakal jadi penganggur/ susah cari kerja, maka hari ini mestilah produktif dan ciptakan hal yang berguna dan mengatasi ketakutan di hari esok.
Percuma belajar banyak teori-teori dari dosen tapi tak kamu praktekkan.
Katamu, dosenmu pernah bilang, "Krisis muncul kalau kita tidak kritis," (Kalimat dari Pak Abdullah Khusairi) Kenapa kamu gunakan hanya untuk hal-hal yang sepele? cobalah untuk hal-hal yang bermartabat, seperti mengkritisi pemerintah ini......"
Panjang lebar mami menumpahkan nasihat yang ujung-ujungnya tetap menyimpulkan. Kerja itu sudah sama seperti jodoh.
"Selesaikan saja sarjanamu baik-baik, nak. Dunia kerja itu gampang, kalau kita ngikutin dengan smart."
"Selesaikan saja sarjanamu baik-baik, nak. Dunia kerja itu gampang, kalau kita ngikutin dengan smart."
Komentar
Posting Komentar