Langsung ke konten utama

Perpisahan Termanis By : Eva.A


Cerpen
(siswi MA KM Muhammadiyah Padangpanjang)

Hari ini adalah hari terakhir utuk Rea tetap bisa menatap dan memperhatikan gerak-gerik sosok laki-laki yang dia cintai. Rea mulai merasa kesepian walaupun ia dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Sebab, hari itu ialah hari perpisahan kelas XII yang selama ini sangat di idamkannya. Cintanya memang tidak bersatu namun Rea yakin orang yang ia cintai juga merasakan hal yang sama.
Rea masih tidak beranjak dari tempat tadi. Tatapannya tertuju pada sosok laki-laki yang bersama teman-temannya yang lain, sesekali laki-laki itumemperhatikan seorang wanita yang tampak takut kehilangannya. Laki-laki itu mengetahui semua itu, namun dia berusaha agar tidak memberi terlalu banyak harapan pada gadis itu. Termasuk tidak akan meneteskan air may=Tanya pada Rea. Karna dia tau rea akan semakin terpuruk.
“Gue rasa Rea akan sangat kehilangan lo Roy…” Ujar seorang teman Roy.
“Gue tau rik, tapi gue nggak mungkin terus member harapan ke dia, padahal kita cuma satu hari lagi disini.” Jawab Roy. sendu.
“Dia sangat saying sama loe.”
“ya.”
“apa loe juga begitu..?”
“Gue rasa ia. Tapi…”
“Tapi kenapa..?”
“Gue piker, Gue dan Rea gak akan bersama”
“Kenapa…? Apa loe tidak menyatakan isi hati loe ke dia..?”
“hmm..! Gue udah ngungkapin perasaan cinta gue ke Rea, tapi gue nggak meminta dia untuk jadi pacar gue.”
“Kenapa…?”
“karna gue takut nyakitin dia terlalu jauh.”
“Kenapa loe berpikiran begitu..?” Riko heran . “karna dia masih kelas X, masih banyak yang harus ia capai dan gua gak yakin dia akan bisa ngelakuin itu semua tanpa gue.”
“Jadi.. karna jarak itu, loe ngebiarin dia..?”. Riko mulai salah paham.
“bukan gitu, Rik. Gue yakin dia akan dapat orang yang lebih dari gue dan yang akan mencintainya juga lebih dari apa yang gue rasa.” Roy menarik napas nya dalam-dalam. Riko mengerti dan tak ingin bertanya lagi.
“Gue yakin, dengan kepergian gue dia akan lebih baik dan bisa menemukan orang yang lebih baik dari gue. Cinta nggak harus memiliki, cinta itu rasa, dan setiap perasaan itu harus dinyatakan. cinta itu memberi bukan meminta. Kalu pun gue jodoh sama Rea, kami pasti akan bertaut kembali.” Ujar Roy yakin.
“Gue kagum sama loe Roy.” Kata Riko sambil menepuk bahu Roy, Roy tampak tersenyum lega.
Setelah acara perpisahan berjalan lancar, semua siswa dibolehkan pulang. Termasuk Rea dan beberapa temannya yang lain berjalan beriring. Semua siswa tampak sedih karna perpisahan itu, lebih-lebih Rea, dia hanya bisa diam sambil mendengar music melalui headset di kupingnya dengan lagu yang menambah kesedihan.
Tak lama dari itu Rea melihat inboxnya. Sebuah pesan masuk tertera “Hy Rea”. Rea sedikit kaget. “gue tunggu di tempat biasa ya..!” dia tertegun sejenak saat membaca Inbox itu, dengan reflex langkahnya semakin cepat menuju taman. Selang beberapa menit Rea telah sampai di sebuah taman.Tempat Roy sering mengajaknya. Disana tampak Roy dengan baju yang di pakai saat perpisahan di sekolah ditambah jas yang menambah ke cooler pria itu.
Roy menyambut rea dengan senyum khasnya. Rea pun membalasnya.
“Duduk..!” tawar Roy setelah Rea mendekatinya. Rea menurut. Roy menatap wajah Rea yang sembab karena menangis.
“Gue harap ini adalah perpisahan yang terindah, Re, tanpa dendam dan luka.” Tutur Roy. Rea hanya bisa diam. Air matanya mulai mengalir, Roy tak sanggup melihatnya namun ia harus berusaha tegar.
“I Will come for you, one day.” Rea menatap tatapan Roy.
“Come here, hug me..!” pinta Roy. Rea pun merebahkan kepalanya di pelukan Roy. Rea menumpahkan segala lukanya.
“Gue harap ini yang terindah dan loe bisa nemuin orang yang menyayangi loe lebih dari Gue...” ujar roy. Rea semakin menangis.
“Gue harap begitu.” Kata hati Rea mencoba tegar tanpa kehadiran Roy. Hari-harinya akan sepi, namun Rea juga yakin ini adalah “Pilihan”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seorang Perempuan Cantik, Pendiam...

Setelah itu, saya dibuat gila oleh kelakuannya. Ia selalu tersenyum bila mata kami beradu. Saya sudah pastilah akan garuk-garuk kepala, menunduk, dan senyum juga. Ia menggeleng-geleng dan tersenyum terus. Saya amat paham, ia sedang berusaha mengubah mindsite saya tentang dia. Saya sering menceritakan tentang sosok perempuan pendiam kepada kawan-kawan. 'Seorang perempuan cantik, pendiam. Itu hal biasa.' kata orang-orang. Tapi Pendiam yang satu ini saya anggap berbeda. Dan, bagi saya siapapun yang berkenalan, kenal atau pun mengenal saya tidak ada yang pendiam. Semuanya ahli bicara. Kami akan saling bercerita dan bertukar pikiran. "Kau baru kali ini bercerita tentang perempuan pendiam, Suf." kata teman saya. Saya langsung membayangkan wajah gadis itu saat Tarno berkata. Ingatan saya masih pada pertemuan yang entah ke berapa saat itu. Yang jelas itu pertemuan terakhir dalam ingatan saya. "Dia benar-benar pendiam. Sudah berkali-kali berpapasan.

Noda pada Muka dan Sepatu

Ibarat Muka dan Sepasang sepatu. Jika keduanya kotor, Maka yang manakah lebih dahulu dan paling sering kita cuci/ bersihkan. Fakta mengatakan, kita akan lebih sering mencuci muka daripada sepatu. Bahkan, tidak kotor pun kita akan selalu membersihkan muka baik dengan air atau sekadar me lapnya dengan kain. Sementara sepatu yang sering kita pakai hanya dicuci sekali seminggu paling sering. Atau ketika baunya sudah mulai apek. Begitu jugalah pengibaratan orang beriman dan tidak beriman (kafir). Orang beriman/mengaku beriman adalah muka tadi itu. Mereka jika sadar berbuat salah atau dosa akan cepat-cepat kembali kepada Allah. mengucapkan Istighfar dan bertaubat. Selalu, setiap kekhilafan yang ia perbuat akan terlontar kalimat memohon ampun kepada Allah. Sementara mereka yang tidak beriman, Tak ada ingatannya kepada Allah saat perbuatan dosa yang mereka lakukan. Terus, terus, dan terus apa yang disenangi mereka lakukan. Tidak pandang baik atau buruk. Tidak sadar Allah

BEKERJA DARI RUMAH?

Dunia sedang berduka. Sebuah virus berukuran amatlah kecil ukurannya sedang merajalela, berwisata ke seluruh penjuru. Indonesia pun menjadi tempat singgahnya. Seperti hal nya kereta api, siapapun yang hendak lewat pada lintasannya mesti berhen hingga gerbong demi gerbong tuntas berjalan dan plang penghambat diangkat naik, baru kita boleh berjalan. Berbeda dengan virus ini. Ia tak memiliki jalur yang jelas. Beberapa penelitian mengatakan lewat hewan, ada juga yang mengatakan ia adalah senjata biologi yang lepas. Hingga muncul gerakan dan instruksi mulai dari Program Hidup Bersih dan Sehat  (PHBS), mengurangi aktivitas di luar ruang, dan hal-hal lainnya. Beberapa waktu lalu muncul pesan/ instruksi dari Presiden Jokowi yang mana mengajak warga Indonesia untuk " Bekerja dari rumah. Belajar dari rumah. " Sebagai warga tentulah kita harus taat pada instruksi yang diberikan. Jika mendengar kata 'dari' tentulah kalimat tersebut punya alamat 'ke'.  Tapi mas