My best Friend! Jantungku berdegup kencang saat hari pertama ujian.
Persiapan semalam rasanya sudah aku kejarkan untuk satu hari ini. Rasa cemas
masih mengguyuri hatiku ini. Soal-soal yang tertera dalam lembaran kertas seperti
singa yang ingin memangsaku. Kenapa? Ada apa? Rasanya aku sudah mempersiapkan
semuanya semalaman dengan usaha penuh. Tapi, kenapa jawaban yang aku berikan
seperti belum kuyakinkan kebenarannya.
Malam Minggu, aku dapati kabar ibuku merindukan aku. Aku sempatkan
untuk pulang kampung. Hanya untuk semalam. Malam itu aku sempatkan diri untuk
bercerita pada ibu. Aku sampaikan semua keluhku padanya. Malam itu aku meminta
restu dan doa padanya. Aku meminta maaf atas segala salahku padanya.
Ujian selanjutnya, terjadi suatu hal mistik dalam diri ini.
Tanganku santai sekali menggoreskan pensil pada lembar jawaban. Entah sembarang
entah tidak, semua jawaban itu terasa benar saja dan yakin aku akan kebenaran
itu. berbeda dari hari sebelumnya. Jawaban itu aku kumpul dengan perasaan yang
yakin. Yakin akan nilai seratus.
Lama ku berpikir di sorenya, baru aku sadar akan restu dan doa
orang tua. Tanpa itu semua aku tak akan seperti ini. Pikirku. Ya, rido Allah
adalah ridho orang tua. Tanpa ridho orang tua, semua yang aku lakukan tak akan
diridhoi oleh Allah.
Sekian friend, aku bahagia hari ini. Ujianku hampir selesai, semoga
ibu masih mendoakan aku untuk selalu berhasil dalam mengejar cita-citaku. Amind
(Muhammad David,
siswa MA KM Muhammadiyah Padangpanjang)
Komentar
Posting Komentar